Renungan Harian Katolik Rabu 10 November 2021

Posted on 33 views

Renungan Harian Katolik Kalender Liturgi Rabu 10 November 2021

PW S. Leo Agung, Paus dan Pujangga Gereja
Warna Liturgi: Putih

Bacaan I  Keb 6:1-11

Keb 6:1 Dengarkanlah, hai para raja, dan hendaklah mengerti, belajarlah, hai para penguasa di ujung-ujung bumi.
Keb 6:2 Condongkanlah telinga, hai kamu yang memerintah orang banyak dan bermegah karena banyaknya bangsa-bangsamu.
Keb 6:3 Sebab dari Tuhanlah kamu diberi kekuasaan dan pemerintahan datang dari Yang Mahatinggi, yang akan memeriksa segala pekerjaanmu serta menyelami rencanamu,
Keb 6:4 oleh karena kamu yang hanya menjadi abdi dari kerajaan-Nya tidak memerintah dengan tepat, tidak pula menepati hukum, atau berlaku menurut kehendak Allah.
Keb 6:5 Dengan dahsyat dan cepat Ia akan mendatangi kamu, sebab pengadilan yang tak terelakkan menimpa para pembesar.
Keb 6:6 Memang yang bawahan saja dapat dimaafkan karena belas kasihan, tetapi yang berkuasa akan disiksa dengan berat.
Keb 6:7 Sang Kuasa atas segala-galanya tidak akan mundur terhadap siapapun, dan kebesaran orang tidak dihiraukan-Nya. Sebab yang kecil dan yang besar dijadikan oleh-Nya, dan semua dipelihara oleh-Nya dengan cara yang sama.
Keb 6:8 Tetapi terhadap yang berkuasa akan diadakan pemeriksaan keras.
Keb 6:9 Jadi perkataanku ini tertuju kepada kamu, hai pembesar, agar kamu belajar kebijaksanaan dan jangan sampai terjatuh.
Keb 6:10 Sebab mereka yang secara suci memelihara yang suci akan disucikan pula, dan yang dalam hal itu terpelajar akan mendapat pembelaan.
Keb 6:11 Jadi, hendaklah menginginkan serta merindukan perkataanku, maka kamu akan dididik.

Mazmur Tanggapan  Mzm 82:3-4.6-7
Bangunlah, ya Allah, hakimilah bumi.

Mzm 82:3 Berilah keadilan kepada orang yang lemah dan kepada anak yatim, belalah hak orang sengsara dan orang yang kekurangan!
Mzm 82:4 Luputkanlah orang yang lemah dan yang miskin, lepaskanlah mereka dari tangan orang fasik!”

Mzm 82:6 Aku sendiri telah berfirman: “Kamu adalah allah, dan anak-anak Yang Mahatinggi kamu sekalian. ?
Mzm 82:7 Namun seperti manusia kamu akan mati dan seperti salah seorang pembesar kamu akan tewas.”

Bait Pengantar Injil  1Tes 5:18
Hendaklah kalian mengucap syukur dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah bagi kalian di dalam Kristus Yesus.

Bacaan Injil  Luk 17:11-19

Luk 17:11 Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea.
Luk 17:12 Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh
Luk 17:13 dan berteriak: “Yesus, Guru, kasihanilah kami!”
Luk 17:14 Lalu Ia memandang mereka dan berkata: “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam.” Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir.
Luk 17:15 Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring,
Luk 17:16 lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria.
Luk 17:17 Lalu Yesus berkata: “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?
Luk 17:18 Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?”
Luk 17:19 Lalu Ia berkata kepada orang itu: “Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau.”

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan Harian Katolik

Orang tua berkali kali mengajari anaknya yang masih kecil untuk mengatakan “terima kasih”  saat menerima sesuatu, Ketika sang anak menerima roti dari ditangan dan diam saja, orang tua akan berkata , “ Ayo, bilang apa?”

Lalu anak kecil itu mengatakan “ Terima kasih”  Kalau sejak kecil kita sudah kita ajari  ber terima kasih, mengapa sekarang untuk mengucapkan kata “terima kasih” saja sulit sekali.

Sepuluh orang sakit kusta dalam Injil hari ini menjadi salah satu contoh, betapa sulitnya orang bersyukur dan ber terima kash. Dari sepuluh itu hanya satu yang kembali dan ber terima kasih . Satu orang itu saja adalah orang Samaria , artinya orang yang disebut kafir, tidak kenal Tuhan.

Mungkin juga tidak” ber sekolah”  , tidak terdidik, kendati begitu ia justru tahu terima kasih. Satu orang Samaria yang tahu terima kasih itu menjadi sindiran bagi kita semua. Kita bukan orang kafir, kita orang beriman. Namun , mudahkah mulut kita mengucapkan terima kasih?

Bukankah lebih mudah mengucapkan umpatan umpatan atau permohonan – permohonan , yang setelah terkabul juga lupa ber terima kasih? Sikap hidup atau perilaku itu memang harus dilatih,  dibiasakan, dan dipraktekkan, tidak hanya cukup tahu.

Bila hanya berhenti pada  “tahu” , ya akan berhenti di otak saja. Bibir dan mulut kita menjadi sulit mengucapkannya. Mari kita cari untuk hari ini , kepada siapa kita sebaiknya ber terima kasih.

Yesus datang kedunia untuk membebaskan, membantu dan membahagiakan manusia, Karena itu jika ada yang datang kepada-Nya, Yesus hanya memimta satu syarat saja atau tanpa banyak bertanya Yesus mengabulkan permintaan orang itu.

Syarat tersebut diberikan dengan sangat mudah, karena ada sesuatu yang lebih penting dari itu, Yesus  menghendaki agar kita  percaya  kepada-Nya.

Sikap beriman  kepada Yesus membawa dampak positif yang besar bagi seseorang dan bagi kehidupan bersama.  Karena , itu berarti kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan menerima seluruh ajarannya.

Butir butir permenungan

Dalam Injil hari ini, Yesus mempertanyakan Sembilan orang kusta yang telah Ia sembuhkan dari sakit, tetapi tidak kembali kepada-Nya dan hanya satu orang yang kembali untuk bersujud dan bersyukur kepada-Nya. Mungkin kita seperti sembilan orang kusta itu yang sering lupa untuk berterima kasih atas berbagai berkat yang telah Tuhan berikan kepada kita setiap hari.

Saat kita berkekurangan atau sedang berada dalam masalah, kita meminta bantuan dan campur tangan Tuhan. Tetapi, ketika Tuhan telah memberikan yang kita harapkan, kita justru meninggalkan Tuhan dan hidup jauh dari-Nya.

Kita sebagai manusia sering kali mampu mengucap syukur atas segala yang boleh kita terima. Sebagai orang beriman, kita perlu membiasakan diri untuk mengucap syukur. Dengan mengucap syukur, kita tidak hanya mengingat kebaikan Tuhan, tetapi juga dapat meningkatkan iman kita.

Sikap syukur atas keberhasilan yang kita capai mesti menjadi bagian dari hidup kita. Mengapa? Karena kita ini makhluk yang hanya mengandalkan kasih karunia dari Tuhan. Kita hanya bisa hidup dengan baik, karena belas kasih Tuhan.

Orang yang mampu bersyukur itu orang yang merendahkan dirinya di hadapan Tuhan. Orang yang tidak menganggap dirinya mampu mengatasi segala persoalan yang dihadapinya. Hanya orang beriman, yang datang kepada Tuhan dan mengucap syukur.

Sedangkan orang yang kurang beriman, akan melihat bahwa apa yang dia terima merupakan hasil usaha sendiri, tanpa campur tangan Allah. Banyak peristiwa yang memperlihatkan betapa kita lemah dalam mengucap syukur.

Misalnya, saat kita sehat, kita jarang mengucap syukur. Pada waktu sakit, kita baru ingat betapa pentingnya kesehatan. Kita ingin seperti satu orang kusta tersebut yang selalu mengucap syukur dan memuliakan Tuhan dalam hidup sehari-hari.

Memuliakan Tuhan dengan selalu berusaha untuk hidup di jalan Tuhan, berani memaksa diri untuk patuh terhadap perintah Tuhan, melipatgandakan berkat Tuhan dengan melakukan berbagai tindakan yang baik untuk orang-orang terdekat dalam hidup kita maupun di tengah masyarakat.

Tuhan memberikan berkat kepada kita sekaligus mengutus kita untuk pergi membagikan berkat itu kepada sebanyak mungkin orang.

Doa

Ya Allah, ajarilah kami untuk mengungkapkan rasa syukur kami dengan berbagi kasih kepada sesama. Amin.

Hendaklah kalian mengucap syukur dalam segala hal,  sebab itulah yang dikehendaki Allah bagi kalian di dalam Kristus Yesus.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *